Kewajiban Umat Terhadap Al-Quran

Al-Quran adalah Konstitusi yang menyeluruh tentang hukum Islam, dia adalah sumber yang penuh dengan kebaikan dan hikmah bagi hati dan nurani yang beriman kepadanya, sebagaimana dia adalah sebaik-baik sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sabarku di Medan Azhar!

"..Ana rasa menyesal sangat pindah dari sekolah ni....tengok la...anta pun dah jadi hafiz...kalau ana stay lagi...insyaallah ana pun hafiz mcm anta kan?? Rugi kan pindah?? AAaaaaHHhh!!! Menyesal betul...KALAULAH DULU TU ANA LEBIH BERSABAR...."

Kiat Menghafaz Al-Quran

Tidak dapat tidak bagi mereka yang inginkan hafazan yang kuat memerlukan masa yang panjang.

Komunikasi Dengan Allah – DOA

Berdoa akan mewujudkan rasa penghambaan(ubudiyyah) kita kepada Allah. Kita sebagai hamba yang lemah dan tidak berdaya memohon kepada Pencipta kita, Yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.

Rugi Setahun??!!

Ayyuhal Ikhwah wa Akhawat,Saya sering-sering saja terdengar perkataan yang bunyinya agak jelek dan pelik. Saya amat hairan dengan bunyi perkataan tersebut yang bunyinya lebih kurang begini:“Kalau masuk tahfidz dekat SMAAZ, makanya kita bakal rugi setahun.”

Sunday 10 July 2011

Tabung Pembangunan Dar-Tahfidz Al-Azhar

Kepada sesiapa yang bermurah hati untuk menghulurkan sedikit sumbangan, bolehlah membuat sedemikian dengan memasukkan jumlah dana yang ingin diinfakkan ke dalam tabung yang disediakan di masjid Al-Azhar [coming soon - doakan insyallah].

Friday 8 July 2011

How to Memorize Qur'an

كيف تحفظ القرآن؟؟
ممكن الاخوة الاعضاء يكتبو طريقتهم في الحفظ ... كل واحد لديه طريقته الخاصة
انا طريقتي هي : ركّز, كرر, ثم احفظ
انت ماهي طريقتك؟ ممكن الجواب بأي لغة تريد ... عربي, ماليزي, انجليزي, صيني.... الخ
المقصود نستفيد من خبرات وتجارب الجميع


This document was created with the intention of giving you (the future Hafiz Insha’Allah) tips on how to memorize the Holy Qur’an by using Memorize-Quran.com's method. We understand that everybody has their own preferred method of memorization, but Insha’Allah you will be able to benefit from this tutorial.

If you are not a child anymore and are in doubt that you will ever be able to memorize the Glorious Qur’an, do not fret! We will show you how you can take advantage of your memory so you can memorize the Holy Qur’an in no time Insha’Allah!

There are some basic laws of memory that we need to first recognize, they are as follows –

Law of Frequency:

We tend to remember things we experience the most often, rather than those we experience only once in a while. You are much more likely to remember your name or your phone number than the square root of 3.

Law of Recency:

We are more likely to remember things that happened recently than those that happened a long time ago. You can probably remember what you had for dinner yesterday, but not what you ate for dinner two weeks ago today.

Law of Vividness:

We tend to remember the most spectacular or striking impressions rather than those that are more ordinary. You can probably remember what you did on your last birthday, or perhaps the Space Shuttle Challenger explosion, but not what happened on the previous day of those occasions.
Now that we have come face to face with our memory, Insha’Allah it will be easier to bend the rules to achieve the final goal – Hifz-ul-Qur’an!

1) When it comes to the Law of Frequency – the best way to keep the ayahs of the Holy Qur’an inside your memory is to repeat them constantly, especially when you first start to learn a surah. Once you get used to these phases of repetition you will find that even when you are taking a stroll outside or doing other things you will be reciting the surahs to yourself Insha’Allah. We find that the easiest method of learning a surah is -

a) Choose the Surah you would like to memorize.

b) Sit down and listen to the audio recitation 3 times.

c) Follow along with the recitation for 10-20 minutes and repeat along.

d) Repeat steps a through c everyday for seven days.

However, we also find that the best way to memorize an ayah is –

a) Choose the ayah you would like to memorize.

b) Sit down and listen to the recitation 3 times.

c) Follow along with the recitation for 10-15 minutes while repeating.

d) Repeat the ayah whenever you have spare time during the day – Insha’Allah this will ensure that the ayah gets ingrained into your memory.

2) When it comes to the Law of Recency – it is imperative to recite the ayahs (or surahs) that you have recently learned in a constant manner… as we all know, human beings forget quite easily! Allahu Alim, if we continue to recite our ayahs and surahs, Insha’Allah we will not forget.

3) When it comes to the last rule of memorization (Law of Vividness) – Alhamdulillah! This is the least of our troubles, because the Holy Qur’an is the most spectacular, striking and glorious book – what else could be more spectacular than the Word of Allah?

Some people find it difficult to follow along with the Arabic scripture in the Holy Qur’an, for our users who fall into this category, we recommend following along with the transliteration of the Holy Qur’an which can be located here Insha’Allah –

Noble Transliteration

Yousuf Ali Transliteration

Pickthall Transliteration

US Tranliteration

Shakir Transliteration

Dutch Transliteration

French Transliteration

Italian Transliteration

German Transliteration

Spanish Transliteration

Swahili Transliteration

Turkish Transliteration

Indonesian Transliteration

Russian Transliteration

Malaysian Transliteration

Tamil Transliteration

Alhamdulillah, http://transliteration.org/ is a very good resource to help you follow along with the Qur’an, there are many other rich resources located on their website, we encourage you to make use of them Insha’Allah. http://www.muslimshowbiz.com/memorize/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid=2

الحافظ رقم 28

الحافظ رقم 28 بمدرسة الازهر الثانوية (جترا-قدح-ماليزيا)

بحمد الله أكمل الطالب (أحمد فارس بن رسلي) حفظ القرآن كاملاً اليوم

اسأل الله أن يجعله قرة عين لوالديه وذخراً ومناراً للإسلام والمسلمين

.........
تحياتي
الحسن
 

Friday 29 April 2011

Rugi Setahun??!!


Untung dan rugi. Dua patah perkatan yang membawa maksud yang berlawanan. Sepatah perkataan membawa maksud kepada kebaikan, dan sepatah lagi membawa makna ke arah kekurangan ataupun keburukan.

Sudah ditetapkan bg SMAAZ –Sekolah kami dan sekolah kita-, untuk mewajibkan kemasukan Tahfidz selama setahun sebelum bersambung ke Tingkatan 4 kecuali bagi sesiapa yang sudah tamat ataupun yang hampir-hampir habis menghafaz Al-Qur’an.

Mengapa Tahfidz (Hafazan) Menjadi Keutamaan?
Firman Allah ta’ala yang bermaksud,
“Bacalah (wahai Muhammad) dengan nama Tuhanmu yang menciptakan”

Highlightnya di sini, ialah perkataan “Bacalah”. Pada zaman Nabi Muhammad shallallhu ‘alaihi wa sallam, apabila wahyu diturunkan atas Baginda, ayat tersebut terus diserap (dihafal) oleh baginda shallallhu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum. Mengapa mereka terus menghafal?

Ayyuhal Ikhwah wa Akhawat,
Asal perkataan “Bacalah” ialah “Hafazlah” atau “Ingatilah”.
Apabila ada perkataan baca, pastinya ia memerlukan sebarang tulisan samada yang ia fahami mahupun tidak. Contohnya, para pembaca yang membaca tulisan saya ini. Tetapi pada zaman baginda shallallahu ‘alaihi wa sallam, tulisan masih belum diperkenalkan. Tambahan pula, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itukan ummi? Inilah yang dikatakan mu’jizat Al-Qur’an yang mana senantiasa mengikut peredaran zaman.

Kembali pada tulisan “Bacalah”. Mengikut tatabahasa Bahasa Melayu, apabila perkataan perbuatan digabungkan dengan perkataan “lah”, ia akan membawa maksud suruhan. Untuk itu, asal perkataan “Bacalah” ialah “Hafallah” yang mana ianya merupakan suruhan Allah subhanahu wa ta’ala atau mengikut ‘Nahu’ (tatabahasa) Bahasa ‘Arab sebagai ‘fi’lul amri’.

Walaupun sesetengah ‘ulama’ menafsirkan perkataan “Bacalah” menurut fahaman masa kini, namun pengembalian maqasid kita kepada makna yang asal akan membawa kepada keberkatan dari-Nya di samping dengan pendekatan kita pada fahaman masa kini.


Ayyuhal Ikhwah wa Akhawat,
Saya sering-sering saja terdengar perkataan yang bunyinya agak jelek dan pelik. Saya amat hairan dengan bunyi perkataan tersebut yang bunyinya lebih kurang begini:

“Kalau masuk tahfidz dekat SMAAZ, makanya kita bakal rugi setahun.”

Ayyuhal Ikhwah wa Akhawat,
Tidakkah kalian berasa malu apabila saudara atau saudari kita mengatakan “Rugi setahun”. Bagi saya, perkataan itu tidak mungkin dituturkan oleh seorang yang mengaku dirinya sebagai mu’min.

Kenapa saya katakan begitu? Ikhwah dan akhawat bolehlah rujuk kembali introduction bagi post ini kembali. Ya!! Kan untung dan rugi itu beza benar ya?

Ayyuhal Ikhwah wa Akhawat,
Kenapakah kalian mengatakan rugi setahun? Apakah rugi kerana tidak mempelajari ilmu akademik? Persoalannya di sini, kalam yang anda tatap, anda sebut dan anda lafaz setiap hari samada dalam solat mahupun diluarnya ialah kalam Allah. Apakah buku-buku akademik itu lebih tinggi darjatnya daripada Kalam Allah? Bukan maksud tujuan penulisan ini untuk tidak menggalakkan kalian mempelajari ilmu akademik! Tetapi ianya adalah untuk menggalakkan lagi kebersamaan hati kita dengan Al-Qur’an.

Kenapa kalian katakan rugi setahun? Padahal dengan menghafaz Al-Qur’an, untungnya bukan setahun, bukan juga di Dunia, malah di Akhirat lebih-lebih lagilah!

Ayyuhal Ikhwah wa Akhawat,
-Alhamdulillah- Saya sebagai manusia yang telah ditakdirkan Allah untuk menghafal Al-Qur’an sejak kecil lagi. Sejak kecil lagi, untungnya udah tiba. Apabila umur bertambah, untungnya berlipat ganda. Dan sekarang, untungnya gila-gila!! Tak terbayang. (Kalau ikut ayat Ust. Sayuti “Tak terhetong”.) Inikan baru di dunia. Bukan lagi di Akhirat.
Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang bermafhum:
“Sebaik-baik manusia di kalangan kamu ialah yang mempelajari dan mengajarkan Al-Qur’an.”
HR Bukhari dari ‘Utsman bin ‘Affan.

Ayyuhal Ikhwah wa Akhawat,
Seorang guru matematik ingin menjadikan muridnya pakar dalam matapelajaran matematik, ataupun menjadikan muridnya berstatus iQ tinggi. Mana mungkin seorang guru bisa melentur muridnya menjadi pakar sebelum dirinya dilentur!! Bagaimana ya dirinya dilentur? Ya!! Mudah aja, iaitu dengan mengingati formula-formula yang banyak dalam ilmu matematik.

Tambahan pula, ianya ilmu Al-Qur’an. Mana mungkin seorang ustaz mampu mengajarkan Kalam Allah itu padahal hatinya masih belum lagi dijinak dan dicairkan dengan Al-Qur’an. Bagaimana pula untuk menjinakkan hati dengan Al-Qur’an?
Salah satu caranya iaitu dengan menhafaznya. Keywordnya, hafazan mampu melahirkan manusia yang mampu mengawal segala jenis ilmu. Tidak kiralah samada ianya ilmu akademik mahupun ilmu agama.

Oleh itu Ayyuhal Ikhwah wa Akhawat, tulisan saya ini sebenarnya bukanlah untuk menyuluh, bahkan lebih-lebih lagi untuk disuluh.-check balik title blog nih! Wawawa.- Tujuan sebenar penulisan ini hanyalah dari luahan hati dan perasaan bercampur dengan perkongsian idea bersama.

-Yang Baik itu Datang daripada Allah / Yang Lemah Semuanya Datang daripada Kedha’ifan Diri Sendiri-

Wallahu a’lam...

Sumber:
‘Riyadhush Shalihiin’, Imam An-Nawawi rahimahullah
Ustaz Al-Hasan, Hadhramawt.
Ustaz Sayuti, Al-Azhar.
http://thufailsayuti.blogspot.com/

Komunikasi Dengan Allah – DOA


Solat dan doa adalah antara cara kita berkomunikasi dengan Allah.

 Mengapa kita berdoa?
Berdoa akan mewujudkan rasa penghambaan(ubudiyyah) kita kepada Allah. Kita sebagai hamba yang lemah dan tidak berdaya memohon kepada Pencipta kita, Yang Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.

Kunci Untuk Berdoa
Kuncinya untuk berdoa adalah Y2K iaitu
  • Y ialah YAKIN
Kita perlu selalu bertanya kepada diri kita ketika berdoa, sejauh mana keyakinan kita setiap kali kita mengungkapkan doa kita itu?
  • 2K ialah yakin dengan dua perkara iaitu;
1.    Allah itu sentiasa mendengar doa kita kerana doa adalah komunikasi kita dengan Allah.
2.    Allah berjanji akan memperkenankan setiap doa hamba-hambanya.
“Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu mengenai Aku maka (beritahu kepada mereka): sesungguhnya Aku (Allah)  sentiasa hampir (kepada mereka); Aku perkenankan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepadaKu…” [2:186]

  • Dan ditambah dengan KHUSYUK.
Kita khusyuk dalam doa sama seperti khusyuk di dalam solat kita. Ia lahir apabila kita faham dan menghayati doa yang kita bacakan. Maka, jika  hendak membaca doa di dalam bahasa Arab, cubalah cari makna dan maksud doa itu di dalam bahasa yang kita fahami.

Perkara Tambahan Kunci Untuk Berdoa
Antara perkara yang perlu dititik-beratkan ialah adab-adab berdoa seperti menghadap kiblat, berwuduk, mengangkat tangan dan suara  sederhana.
“Berdoalah kepada Tuhan kamu dengan merendah diri dan (dengan suara) perlahan-lahan. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang melampaui batas.” [7:55]

Cara yang terbaik dalam berdoa adalah seperti yang Allah ajarkan kepada ahli syurga,
“Doa ucapan mereka (di dalam Syurga) ialah Maha Suci Engkau dari segala kekurangan wahai Tuhan. Dan ucapan penghormatan mereka padanya ialah: Selamat sejahtera! Dan akhir doa mereka ialah Segala puji dipersembahkan kepada Allah yang memelihara dan mentadbirkan sekalian alam.” [10:10]

Berdoa Selain Kepada Allah
Memohon atau meminta selain kepada Allah boleh menjerumuskan kita kepada syirik. Berharap kepada manusia samaada bomoh, pemimpin atau sesiapa sahaja yang sebenarnya bersifat lemah dan sementara adalah sangat perlu dielakkan.
“Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” [22:73]

Mengapa Doa Tidak Makbul?
Penyebab utama doa tidak dimakbul ialah :
1.    Makanan haram
2.    Gopoh dalam berdoa

Dalam koleksi Hadis 40 Imam Nawawi, hadis ke-10 menyebut :
Daripada Abu Hurairah r.a beliau berkata, Rasulullah SAW telah bersabda : “Sesungguhnya Allah Ta’ala baik. Dia tidak menerima kecuali perkara yang baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang-orang mukmin dengan apa yang telah diperintahkan kepada para Rasul di mana Allah Ta’ala berfirman: ‘Wahai para Rasul! Makan minumlah kamu makanan yang baik-baik dan hendaklah kamu beramal soleh’. Dan Allah Ta’ala berfirman: ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makan minumlah kamu makanan yang baik-baik yang Kami rezekikan kepada kamu’. Kemudian Baginda menyebut perihal seorang lelaki yang bermusafir jauh, yang berambut kusut masai dan berdebu, yang menadah tangan ke langit (iaitu berdoa): Wahai Tuhanku! Wahai Tuhanku! Bagaimanakah doanya akan dimakbulkan sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dia dikenyangkan dengan makanan yang haram?” [Hadis Riwayat Muslim]

Daripada hadis di atas, dapat dilihat bahawa bukti-bukti utama penghalang kepada doa ialah pemakanan yang haram. Yang dikatakan haram dalam konteks ini membawa kepada dua maksud :
a)    Makanan itu sendiri haram hukumnya seperti babi, arak dan lain-lain.
b)    Sumber makanan itu adalah haram seperti rasuah, harta pusaka atau harta anak yatim dan banyak lagi.

Hadis tersebut menerangkan bagaimana seorang lelaki yang memenuhi kriteria orang yang akan dimakbulkan doanya seperti bermusafir, bersungguh-sungguh berdoa dengan mengangkat tangan ke langit serta berkali-kali menyebut Tuhan-nya. Namun, doanya ditolak kerana makan, minum dan pakaiannya haram.

Gopoh dalam berdoa adalah kita mahu doa kita dimakbulkan serta-merta atau dalam masa terdekat. Doa kita insyaAllah akan dimakbulkan, cuma bila dan bagaimana doa itu dimakbulkan adalah kerja Allah yang kita perlu yakin bahawa Allah memberi yang terbaik kepada kita.
“Atau siapakah yang memperkenankan doa orang yang menderita apabila ia berdoa kepadaNya, dan yang menghapuskan kesusahan, serta menjadikan kamu pengganti (umat-umat yang telah lalu) mendiami dan menguasai bumi? Adakah sebarang tuhan yang lain bersama-sama Allah? Amat sedikit di antara kamu yang mengingati (nikmat Allah itu).” [27:62]

Bilakah masa untuk berdoa?
Kita boleh berdoa kepada Allah pada bila-bila masa sahaja. Namun, afdalnya sebahagian masa-masa berdoa menurut hadis antaranya adalah :
1.    Ketika dalam sujud
Dari Abu Hurairah bahawa Nabi s.a.w. bersabda:“Jarak yang paling dekat antara seorang hamba dengan Tuhannya ialah ketika dia sedang sujud. Oleh itu , perbanyakkanlah membaca doa pada saat itu, kerana besar kemungkinan akan dimakbulkan.” [Hadis Riwayat Muslim]
2.    Sewaktu satu pertiga malam
“Allah s.w.t. turun ke langit dunia apabila tinggal sepertiga malam yang terakhir dan berkata : ‘Ada sesiapa yang memohon kepada-Ku untuk Ku makbulkan, ada sesiapa yang meminta kepada-Ku untuk Kuberikan, ada sesiapa yang beristighfar memohon ampun untuk Ku ampunkan?” [Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim]
3.    Ketika hujan turun
“Berdo’alah pada waktu mustajab do’a iaitu sewaktu pasukan tentera bertempur, waktu mendirikan solat dan ketika hujan turun.” [Hadis Riwayat Abu Daud]
4.    Di antara waktu azan dan iqamah
“Tidaklah ditolak do’a di antara azan dan iqamah.” [Hadis Riwayat Tirmizi]
5.    Ketika bermusafir dan teraniaya
“Tiga bentuk do’a yang pasti dimakbulkan Allah, iaitu do’a orang yang teraniaya, do’a orang yang bermusafir dan do’a ibu bapa terhadap anaknya.” [Hadis Riwayat Abu Daud]
6.    Malam Jumaat, hari jumaat, waktu jemaah berdiri utk menunaikan solat kerana Jumaat penghulu segala hari.
Sabda Rasulullah, ”Bahawasanya pada malam jumaat, ada suatu ketika yg mustajab doanya.” [Riwayat Tarmizi]

Doa-Doa Yang Afdal
Sebaik-baik doa adalah doa-doa daripada Al-Quran, kerana ayat-ayat Al-Quran itu sendiri adalah kalam Allah (kata-kata dari Allah). Contohnya, doa Nabi Ibrahim di dalam surah 14:35-41.
Antara doa-doa di dalam Al-Quran
  • Doa supaya tidak berputus asa [Maryam:4]
  • Doa dilapangkan dada dan dipermudahkan urusan [Thaha:25-26]
  • Doa mohon kurnia rahmat dan petunjuk yang lurus segala urusan [Kahfi:10]
  • Doa mohon keampunan atas kesalahan meminta sesuatuyang tidak diketahui hakikatnya [Hud:47]
  • Doa mohon diberi keputusan yang baik [A’raaf:89]
  • Doa mohon kasih sayang untuk ibu bapa [Isra’:14]
  • Doa mohon dihindarkan dari fitnah dan diselamatkan dari tipu daya orang kafir [Yunus:85-86]
  • Doa memohon kesejahteraan dunia dan akhirat [Baqarah:201]
  • Doa memohon keampunan dan rahmat [A’raaf:23]
  • Doa memohon agar diterima amalan [Baqarah:127]
  • Doa dicukupkan keperluan [Taubah:129]
  • Doa mohon agar mensyukuri nikmat Allah [Ahqaf:15]

Penutup
Semoga kita memperbaiki cara berdoa dan berkomunikasi kepada Allah. Jangan kita menjadi seperti orang yang disebutkan dalam Surah Yunus, ayat ke-12,
“Dan apabila seseorang manusia ditimpa kesusahan, merayulah ia ditimpa Kami (dalam segala keadaan), sama ada ia sedang berbaring atau duduk ataupun berdiri; dan manakala Kami hapuskan kesusahan itu daripadanya, ia terus membawa cara lamanya seolah-olah dia tidak pernah merayu kepada Kami memohon hapuskan sebarang kesusahan yang menimpanya (sebagaimana ia memandang eloknya bawaan itu) demikianlah diperelokkan pada pandangan orang-orang yang melampau apa yang mereka lakukan.” [10:12]

Kiat Menghafaz Al-Quran


Muqaddimah
Tidak dapat tidak bagi mereka yang inginkan hafazan yang kuat memerlukan masa yang panjang. Adapun mereka  yang menghafaz kerana sebab-sebab tertentu maka tulisan ini tidak sesuai bagi mereka. Sebelum itu perlu diingatkan bahawa hafazan perlu kepada kesabaran, kesungguhan, tidak tergesa-gesa ingin mendapatkan hasil dan tidak cepat merasa bosan. Perlu diingatkan juga masa yang panjang diperuntukkan untuk hafazan dengan niat menuntut ilmu akan diberi ganjaran oleh Allah swt.

Dua disiplin utama dalam hafazan

Pertama                : Kurang jumlah bahan yang ingin dihafaz
Kedua                    : Ulangan

Kurangkan Jumlah Bahan Yang Ingin Dihafaz
Ini kerana jumlah yang banyak akan menyebabkan cepat rasa bosan dan putus asa. Boleh jadi juga hafazan dalam jumlah yang banyak akan menghilangkan sejumlah hafazan yang lain kerana tiada ketekunan dalam hafazan. Walaubagaimanapun ini bergantung kepada setiap individu. Oleh itu, cara yang praktikal ialah dengan membahagikan bahan yang ingin dihafaz setiap hari dan istiqomah walaupun jumlahnya sedikit.


Ulangan
Hafazan memerlukan kepada ulangan yang banyak. Jumlah bahan yang sikit akan dapat membantu kita mengulangi nas banyak kali dan mengekalkan hafazan dalam tempoh yang lama.

Faktor-Faktor Lain Yang Membantu Hafazan
1. Doa
Doa ialah senjata dan perisai mukmin. Doa juga merupakan wasilah paling cepat dan mudah .  Doa yang ikhlas, penuh pengharapan dan dengan hadirnya hati nescaya akan dimakbulkan Allah swt.

Firman Allah swt;
Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mahu menyembahku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina”. (al-Ghafir : 60)

2. Meninggalkan Maksiat
Antara faktor penting yang membantu hafazan ialah menjauhi maksiat. Telah banyak peringatan daripada para salaf tentang perkara ini, di antaranya ;

Telah berkata ad-Dhohhak bin Mahazim:
Tiada seorangpun yang menghafaz al-Quran kemudian dia melupakannya kecuali dengan dosa yang dilakukan kerana Allah telah berfirman ; Dan musibah apapun yang menimpa kamu adalah kerana perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu) ( as-Syura : 30). Sesungguhnya di antara musibah yang paling besar ialah melupakan al-Quran”.


3. Mengambil Berat
Mengambil berat dan menjaganya dengan bersungguh-sungguh  akan membantu memudahkan hafazan. Ini terbukti dalam kehidupan manusia, apabila seseorang mengambil berat tentang sesuatu perkara jarang sekali dia akan melupakannya.

4. Melatih Diri
Kali pertama menghafaz, sebahagian daripada kita akan merasa sukar, akan tetapi melatih diri akan memudahkan hafazan. Dengan banyaknya latihan akan menajamkan kekuatan dan kecepatan hafazan.
Telah berkata al-Askari: “Pada permulaan menghafaz aku merasakan kesukaran, kemudian setelah melatih diri, aku mampu menghafaz 200 bait qasidah setiap malam.”

5. Beramal
Antara faktor yang mengukuh ilmu ialah dengan kita beramal. Ahli Ilmu sering kali mengingatkan kita tentang perkara ini di antaranya;
Telah berkata asy-Sya3bi: “Kami membantu hafazan hadith dengan beramal dengannya.”

6. Memilih Waktu Yang Sesuai
Ini juga menjadi faktor yang membantu hafazan, iaitu memilih waktu yang sesuai untuk menghafaz. Antara waktu sesuai yang disyorkan ulama` ialah pada waktu sahur (sebelum subuh), pertengahan malam dan pada waktu pagi.

7. Menghafaz Pada Usia Muda
Menghafaz di usia muda merupakan satu lagi faktor yang membantu hafazan.
Telah berkata ‘lqomah bin Zaid: “ Hafazanku di usia muda seolah-olah aku melihat helaian kertas”.
Ibu bapa dan penjaga seharusnya mengambil perhatian melatih anak-anak pada usia kecil mereka. Kerana hafazan pada usia ini lebih kuat. Sekiranya waktu muda anak-anak berlalu ia tidak mungkin mendapatkannya semula.

8. Ulang Kaji
Ulang kali merupakan faktor yang tidak dapat dielakkan lagi kerana ia akan membantu mengukuhkan hafazan. Di antara kata-kata para salaf;
Telah berkata az-Zuhri: “ Sesungguhnya yang menghilangkan ilmu ialah lupa dan meninggalkan muzakarah (ulang kaji)”.




Diterjemah dan diringkaskan dari Risalah ;
al-Hifz, ahammiyyatuhu, ‘ajaibuhu, toriqotuhu, asbabuhu.
Dr. Abd. Qoyyum as-Sohaibani.

Sabarku di Medan Azhar!

Nukilan Ahmad Akmal Wan Muhayuddin; Hafiz Sulong Al-Azhar.

 "..Waduh2..panas nih...nasib baik ana pakai baju t-shirt kat dalam jubah ni....kalau tak...memang mandi peluh la ana ni.." keluh seorang sahabat ketika pulang dari Masjid Al-A`la...selepas menunaikan solat Jumaat..



Pengalaman ku di bumi Azhar...terlalu banyak keluhan dan ungkapan yang membangkitkan obor kelemahan jiwa kedengaran...terlalu kerap..

Kerana??

Sungguh, Al-Azhar ini merupakan sebuah medan yang benar-benar menguji ketabahan dan kesabaran...Mungkin "mereka" berhak mengatakan:

"..Alah..standard laa...sekolah lain pun susah jugak...nak belajar.. mesti lah kena berkorban!.."

"...Macam la Azhar tu miskin sangat...sama je macam sekolah lain...bangunan, makmal, komputer, macam biasa la...apa yang kurangnya??..."

Namun..."kami" yang merasai bahang kepahitannya lebih memahami...

Benar kata pepatah arab...[Siapa yang MERASA, dia yang MENGETAHUI!]

Terutamanya our first batch...of SmAz!!

Apa yang "teruji" sangat di bumi Azhar ni?

Huh...mudah sahaja di sebut..namun tidak akan sama rasanya pada bahu yang memikul...

Siangnya...
Hafazan Quran..Kelas ilmiah akademik dan diniah...dengan cuaca yang sering menjanjikan kepanasan...

Tips nak berjaya di SMAZ??

"..Antum kena hafal semua maddah yang kita belajar..."

Itu baru Diniah!! Akademik juga tak dilupakan...

"...Subjek-subjek ni penting untuk masa depan antum semua ni..."

Hafazan Quran!!

"...Kullu yaum..aqallusy-syai`, `Arba`ah sofhat..!"

Dan banyak lagi cabaran yang "kami" tempuhi hanya untuk mencapai satu misi...

Tak pernah rasa nak pindah ke??

Pindah??

Selalu terfikir...dan perancangan ke arah itu sudah terlalu banyak...

Sebab-sebab mahu berpindah?

Mudah...

"Sekolah kita ni tak sistematik langsung.."

"Disiplin kita teruk sangat.."

"..Ana tension betul dengan pelajaran kat sekolah ni...banyak sangat...ana tak boleh fokus!!"

"..Ana tak suka la dia tuh...suka betul denda org ikut hati dia je..."

Dan bermacam alasan lagi...

Persoalan...

Kenapa aku tergerak untuk menulis semua ini...

Bukan hanya sekadar melepaskan ledakan jiwa yang kian lama mencengkam diri...

Lantas membungkam mulut untuk bertutur...

Kerana...

Pada suatu hari...

"..Ana rasa menyesal sangat pindah dari sekolah ni....tengok la...anta pun dah jadi hafiz...kalau ana stay lagi...insyaallah ana pun hafiz mcm anta kan?? Rugi kan pindah?? AAaaaaHHhh!!! Menyesal betul...KALAULAH DULU TU ANA LEBIH BERSABAR...."

Ini satu keluhan realiti yang terpacul dari seorang insan..

Yang kini hanya bergelar..

bekas pelajar Sekolah Menengah Al-Azhar...

Tulus dari hati yang murni..

Telus dari lisan yang jujur...

AYYUHAL IKHWAH!!

Sungguh Allah itu Maha Kaya...dan Dia mampu memberi nikmat Nya pada sesiapa jua yang dikehendaki...

Praise be to Allah!

Atas satu nikmat yang dikecapi bersama di medan Azhar ini...

Namun ramai yang tidak menyedarinya...

SABAR!!

"Kami" juga insan biasa...

Yang semestinya inginkan perubahan dalam hidup ini...

Namun "kami" ini dipilih Allah...

Untuk TERUS BERSABAR dalam menempuh liku berduri ini...

"Kami" di tentukan untuk TERUS BERDIRI di jalan ini...

Biar jatuh tersadung...

"Kami" bangkit kembali...

Biar sakit rasanya...

"Kami" akan TERUS TETAP di sini...

Kerana "kami" yakin....

Ini pasti satu susunan takdir..

Yang menyimpan seribu satu hikmah...

Teringat pula kisah "kami" ketika pulang dari masjid al-A`la...

Seusai solat Jumaat...

Kami menaiki bas ust. Borhan yang serba lama...

Pasti sekali tidak tersedia padanya penghawa dingin...

Namun cukup selesa pada pandangan "kami"!!

Tika itu...

Datang sebuah bas sekolah yang lain mengambil tempat di sisi bas "kami"...

Kenderaan "mereka" dilengkapi siap dengan penghawa dingin...

Set televisyen...

Pemain CD putar...

Cukup segala kemudahan yang menggambarkan kemewahan "mereka"...

Lantas "mereka" memandang "kami"...

Yang sedang giat mengipas diri masing-masing..

Ibarat telur dipanggang bara...

Lantas..

"Mereka" "BERPURA-PURA" menggigil..

"BERPURA-PURA" menahan kesejukan yang amat sangat melalui penghawa dingin...

Sambil tertawa beramai-ramai...

dengan renungan mengejek...

Hhhhmmmm....

"Kami" di sini tersenyum dek gelagat "LUCU" "mereka"...

Kata hatiku...

"..Biarkan "mereka"...Kerana Allah telah memilih "kami" untuk berada dalam kesusahan dan kepayahan ini..."Kami" yakin pada rahsia hikmahNya...Malah ia membuatkan kami sedar...bahawa "KAMI" SEDANG di DIDIK UNTUK TERUS SENYUM DALAM KEPAYAHAN...KERNA ITULAH ERTI SEBUAH KESABARAN..."

[doakan "KITA" terus-menerus berjalan seiringan atas jalan-Nya]

Kewajiban Umat Terhadap Al-Quran

Risalah dari Prof. DR. Muhammad Badi, Mursyid Am Ikhwanul Muslimin, 24-09-2010

Segala puji bagi Allah, selawat dan salam atas Rasulullah saw, serta keluarga dan para sahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebenaran hingga hari kiamat …
Al-Quran adalah Konstitusi yang menyeluruh tentang hukum Islam, dia adalah sumber yang penuh dengan kebaikan dan hikmah bagi hati dan nurani yang beriman kepadanya, sebagaimana dia adalah sebaik-baik sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ibnu Mas’ud berkata bahwa nabi saw bersabda:

إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ مَأْدُبَةُ اللهِ فَتَعَلَّمُوا مَأْدُبَةَ اللهِ مَا اسْتَطَعْتُمْ ، إِنَّ هَذَا الْقُرْآنَ حَبْلُ اللهِ وَهُوَ النُّور الْمُبِينُ ، وَالشِّفَاءُ النَّافِعُ ، عِصْمَةٌ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِهِ وَنَجَاةٌ لِمَنْ تَبِعَهُ
“Sesungguhnya Al-Quran ini adalah hidangan Allah, oleh karena itu hendaklah kamu menyebutnya dengan kekuatan yang kamu mampu menyebutnya. Sesungguhnya Al-Quran ini adalah tali Allah, cahaya yang terang benderang dan penawar yang berguna. Penjaga kepada siapa yang berpegang kepadanya, jaminan kejayaan bagi yang mengikutinya.” (Al-Hakim)

Al-Qur’an merupakan kumpulan prinsip keimanan(aqidah), ibadah, prinsip perbaikan sosial, syariat(undang-undang) keduniaan, ada perintah dan ada larangan di dalamnya, dan semua itu adalah untuk kemaslahatan manusia tanpa perbedaan agama, warna, jenis, tingkatan dan bahasa.
Kewajiban umat Islam terhadap Al-Qur’an Al-Karim
Imam al-Banna menjelaskan kepada kita tentang kewajiban umat terhadap Al-Qur’an, beliau berkata:

وأعتقد أن أهم ما يجب على الأمة الإسلامية حيال القرآن الكريم ثلاثة مقاصد. أولها: الإكثار من تلاوته، والتعبُّد بقراءته، والتقرُّب إلى الله تبارك وتعالى به. وثانيها: جعله مصدرًا لأحكام الدين وشرائعه، منه تُؤخذ وتُستنبط وتُستقى وتُتعلم. وثالثها: جعله أساسًا لأحكام الدنيا منه تُستمد وعلى مواده الحكيمة تُطبَّق. لقد كان القرآن الكريم فيما مضى زينة الصلوات فأصبح اليوم زينة الحفلات، وكان قسطاس العدالة في المحاكم فصار سلوة العابثين في المواسم، وكان واسطة العقد في الخطب والعظات فسار بواسطة العقد في الحلي والتميمات.. وإذا علمت هذا.. فاعلم أن الإخوان المسلمين يحاولون في جدٍّ أن يعودوا هم أولاً إلى كتاب الله، يتعبدون بتلاوته ويستنيرون في تفهم أقوال الأئمة الأعلام بآياته، ويطالبون الناس بإنفاذ أحكامه، ويدعون الناس معهم إلى تحقيق هذا الغاية التي هي أنبل غايات المسلم في الحياة.. فيكون بحق القرآن دستورنا ودستور الأمة

“Saya yakin bahwa hal yang paling penting bagi umat Islam terhadap Al-Qur’an tiga hal:
Pertama: Banyak membaca Al-Qur’an, dan untuk mendekatkan diri kepada Allaj, Yang Mahakuasa dengannya
Kedua: menjadikkannya sebagai sumber hukum agama dan undang-undang, dan darinya diserap, diambil intisarinya, dan dipelajari.
Ketiga: Menjadikannya sebagai asas hukum positif (duniawi), darinya disandarkan dan sesuai dengan hiding-hidangannya yang bijaksana diterapkan.
Pada masa lalu Al-Qur’an hanya digunakan untuk mencari hiasan dalam ibadah shalat dan kini sudah menjadi hiasan dalam perayaan dan pesta, ia merupakan timbangan yang paling adil dalam berbagai hukum namun menjadi bagian sia-sia pada setiap upacara dan ceremonial, sebagaimana ia juga digunakan untuk acara pernikahan, pada saat akad, khutbah dan nasihat, sehingga berjalanlah dalam suatu akad sekedar hiasan dan pelengkap.. jika anda mengetahui hal tersebut.. maka ketahuilah bahwa ikhwanul l Muslimin berusaha dengan sungguh-sungguh mengembalikan mereka kepada kitabullah, beribadah dengan tilawah (membacanya), menyinari diri mereka dengan pemahaman dan pendapat para ulama tentang ayat-ayatnya, mengajak umat manusia untuk menegakkan hukum-hukumnya, mengajak manusia bersama mereka mewujudkan tujuan paling mulia dalam kehidupan seorang muslim.. sehingga Al-Qur’an betul-betul menjadi dustur kita dan dustur umat Islam”.

Imam Syahid Hasan al-Banna juga pernah menyampaikan dihadapan  Ikhwanul Muslimin, beliau berkata:

أيها الإخوان: أنتم لستم جمعيةً خيريةً ولا حزبًا سياسيًّا ولا هيئةً موضعيةً لأغراضٍ محدودةِ المقاصد، ولكنكم روحٌ جديدٌ تسري في قلب هذه الأمة فتحييه بالقرآن، ونور جديد يشرق فيبدد ظلام المادة بمعرفة الله، وصوت داوٍ يعلو مرددًا دعوة الرسول صلى الله عليه وسلم، ومن الحق الذي لا غلو فيه أن تشعروا أنكم تحملون هذا العبء بعد أن تخلى عنه الناس
“Wahai ikhwan,  kalian bukanlah perkumpulan amal, bukan partai politik, juga bukan lembaga konvensional yang hanya ingin meraih tujuan terbatas, namun kalian adalah semangat baru yang mengalir di jantung umat, kalian adalah cahaya baru yang bersinar seingga mampu menghilangkan gelap dengan ma’rifah kepada Allah, suara yang menggema tinggi dan berulang-ulang mengikuti dakwah Rasulullah saw dan secara hakiki, tanpa berlebihan hendaknya kalian merasakan bahwa kalian mengemban amanah dan beban ini setelah ditinggalkan oleh umat manusia.

Al-Quran dijaga di dalam dada, tulisan dan kerja:
Allah swt berfirman:
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
“ Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. (Al-Hijr:9)

Allah menurunkan Al-Quran sebagai kitab terakhirdari langit; untuk memberikan petunjuk kepada manusia hingga hari kiamat, karena itulah Allah berjanji memeliharanya, sehingga hingga saat ini masih tetap terpelihara dan terjaga keasliannya dan terhindar dari penyimpangan
لاَ يَأْتِيهِ الْبَاطِلُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَلاَ مِنْ خَلْفِهِ تَنْزِيلٌ مِنْ حَكِيمٍ حَمِيدٍ
“Yang tidak datang kepadanya (Al Quran) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji”. (Fushilat:42)

Ada kisah nyata tentang terpeliharanya Al-Qur’an, dari Yahya bin Aktsam berkata: “Bahwa Ma’mun memiliki majlis peninjau, lalu masuklah sejumlah orang dari yahudi, lalu berbicara dengan bahasa yang indah, dia berkata: setelah majlis tersebut bubar Ma’mun berkata: wahai Orang Israel? Dia berkata: Ya. Dia berkata: Masuk Islamlah sehingga saya bisa melakukan kepadamu dan saya perbuat untukmu, dan dia menjanjikannya, dia berkata: Agama saya dan agama bapak saya, lalu dia pergi. Dia berkata: setelah berlalu satu tahun dia datang lagi kepada kami dalam keadaan Islam, lalu dia berkata: lalu berbicara tentang fiqh dengan perkataan yang sangat indahnya; dan setelah selesai Ma’mun memanggilnya dan berkata: Bukankah engkau yang sebelumnya telah bertemu dengan kami? Dia berkata: demikianlah. Dia berkata: apa yang menyebabkan engkau masuk Islam? Dia berkata: setelah saya pergi dari anda saya ingin mengetahui agama ini, dan engkau melihat saya bernasib baik, lalu saya coba membuka taurat lalu saya tulis tiga naskah, ada yang saya tambah dan yang saya kurangi, saya masukkan di dalamnya kata gereja, lalu banyak yang membeli dari saya, lalu saya ambil kitab injil, dan saya tulis tiga naskah, ada yang saya tambah dan ada yang saya kurangi, saya masukkan di dalamnya tentang baiah maka banyak yang membeli dari saya, lalu saya ambil Al-Qur’an, saya buat tiga naskah, ada yang saya tambah dan yang saya kurangi, lalu saya masukkan dua lembar dan mereka membukanya, dan ketika mereka mendapatkan ada yang ditambah dan dikurangi di dalamnya mereka membuangnya dan tidak mau membelinya; maka sejak saat itu saya tahu dan sadar bahwa kitab ini terpelihara, dan itulah yang meyebebakan saya masuk Islam.

Al-Quran terpelihara dalam tiga bentuk:

  1. Terpelihara di dalam dada, ini adalah yang asli, yang dilakukan dengan cara talaqqi langsung, sebagaimana malaikat Jibril pembawa wahyu langsung membacakannya kepada Rasulullah saw, dan Rasulullah saw membacakan langsung kepada para sahabatnya, dan para tabiin mendapatkan langsung dari para sahabat.. ini merupakan silsilah yang bersambung hingga sekarang dan bahkan hingga hari kiamat.
  2. Terpelihara dalam tulisan, bahwa Nabi saw pada saat turun ayat atau ayat-ayat Al-Qur’an langsung memerintahkan kepada para penulis wahyu untuk menulisnya di tempat tertentu sesuai dengan suratnya, dan itu terjadi dalam bentuk lembaran-lembaran yang terpisah hingga akhirnya disatukan kembali oleh Abu Bakar dalam satu tempat dan ditulis dan disatukan lagi oleh Utsman bin Affan setelah itu dan menghapus sebagian ayat lalu membagikannya keberbagai negara dan tempat.
  3. Terpelihara dengan kerja: yaitu dengan cara menjadikan  Al-Qur’an sebagai manhaj hidup seorang muslim secara individu dalam dirinya dan keluarganya, menerapkan hukum-hukumnya, menghalalkan yang dihalalkan dan mengharamkan yang diharamkan, dan beretika sesuai dengan adab dan akhlak-akhlak Al-Qur’an,

كما كان النبي صلى الله عليه وسلم فقد سُئلت السيدة عائشة- رضي الله عنها- عن خلق رسول صلى الله عليه وسلم فقَالَتْ: أَلَسْتَ تَقْرَأُ الْقُرْآنَ؟ قُلْتُ: بَلَىَ. قَالَتْ: “فَإِنّ خُلُقَ نَبِيّ اللّهِ صلى الله عليه وسلم كَانَ الْقُرْآنَ
sebagaimana akhlak Nabi saw ketika Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah saw beliau berkata: Bukankah kalian membaca Quran? saya berkata: demikianlah. Dia berkata: “Maka sesungguhnya akhlak Nabi adalah Al Qur’an ” (Muslim).

Dan sisi terpeliharanya Al-Qur’an pada tingkat kenegaraan yang agamanya mayoritas Islam adalah dengan menjadikan dustur dan sumber undang-undangnya adalah Al-Qur’an, sebagai neraca dalam menegakkan keadilan dan menjadikan konstanta dari kurikulum pendidikan di semua level pendidikan.
sebagaimana Negara harus menyadari bahwa setiap materi dalam konstitusi yang tidak sesuai dengan Islam, dan tidak dibolehkan dalam ketentuan-ketentuannya maka harus dihapus darinya, sehingga tidak terjadi kontradiksi dalam hukum dasar Negara.

Titik tolak utama dalam mewujudkan perubahan yang diidamkan

إِنَّ اللَّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’ad:11)

Ayat ini merupakan landasan utama untuk mewujudkan perubahan yang diinginkan, sebagaimana dengan itu pula dapat tercapai perbaikan pada masa awal Islam .. bahwa Kaum Muslimin pertama dalam waktu kurang dari seperempat abad, mampu memenangkan atas musuh mereka, yang mana pada saat itu jumlah mereka sedikit dan kekuatan mereka tidak sebanding dengan kekuatan musuh, namun Al-Qur’an yang turun melalui malaikat Jibril ke dalam hati Nabi saw, lalu nabi menyampaikan dan  membacakannya dihadapan para sahabat sehingga mengalirlah dalam tubuh mereka semangat baru, dan menjadikan mereka sebagai makhluk baru yang berbeda, tidak ada yang mereka inginkan dalam hidup di dunia kecuali menggapai ridha Allah SWT. Allah berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْرِي نَفْسَهُ ابْتِغَاءَ مَرْضَاةِ اللَّهِ وَاللَّهُ رَءُوفٌ بِالْعِبَادِ
“Dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya”. (Al-Baqarah:207)
Jiwa-jiwa mereka telah berubah dan mampu menghancurkan apa yang ada di dalamnya dari berbagai berhala yang sebelumnya mereka tunduk kepadanya, mereka menjadi orang yang beriman kepada satu Tuhan, tidak menyembah kepada selain-Nya, tidak tunduk kepada yang lainnya, tidak takut kepada selain-Nya, dan bahkan dunia dalam diri mereka seakan seperti sayap nyamuk, dan akhirnya tampil sebagai tujuan hidup dan perjuangan mereka, seperti yang disebutkan dalam firman Allah:

إِنَّ اللَّهَ اشْتَرَى مِنَ الْمُؤْمِنِينَ أَنْفُسَهُمْ وَأَمْوَالَهُمْ بِأَنَّ لَهُمُ الْجَنَّةَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَيَقْتُلُونَ وَيُقْتَلُونَ
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh”. (At-Taubah:111)

Dan apa yang terjadi di Gaza, berupa keteguhan dan kebanggaan kepada Al-Qur’an, menjadi rahasia pertama akan semangat Al-Quran yang mengalir dalam tubuh dan jiwa mereka sehingga mereka mengandalkan kekuatan dari Allah SWT, mereka merpersenjatai dengan kesabaran dan keteguhan yang berasal dari Al-Qur’an, yang senantiasa memperbaharui iman mereka, iman yang tidak mengakui Israel, tidak takut pada Amerika, tidak merasa gentar dengan jumlah dan kekuatan serta seruan untuk menyerah, mereka tetap menolak kecuali setelah dikembalikan hak mereka sepenuhnya, mengembalikan bumi mereka seluruhnya, mereka sama sekali tidak merasa lemah atau merasa hina dengan apa yang menimpa mereka di jalan Allah, dan betapa indahnya mereka saat memberikan jawaban terhadap seseorang yang ingin membakar Al-Qur’an dari mushaf yang telah dicetak.

بأن يطبعوا ستين ألفًا من نسخ القرآن الكريم المطبوعة في الصدور
“Kami akan mencetak lagi 60 ribu naskah Al-Qur’an yang tercetak di dalam dada”.

Dan bagaimana tidak! Itulah rahasia ketabahan dan kesabaran mereka, dan inti dari ketegaran mereka, dan bahkan menjadi sumber kekuatan dalam menghadapi musuh mereka, serta satu-satunya cara untuk menggapai kemenangan atas orang-orang Yahudi dan orang-orang yang bersekutu dan mendukung mereka.
Dan begitulah seharusnya jawaban kita kepada siapa saja yang telah memperoleh dari kitab Allah atau dari Rasulullah dengan menerima kitabullah dan memeliharanya di dalam dada dan menjadikannya sebagai manhaj dalam akhlak, dan sebagai payung dalam rumah dan keluarga, serta dengan meneladani Rasulullah saw dalam ibadahnya, akhlaknya, muamalahnya dan jejak langkah dan hidupnya dalam berbagai lini kehidupannya.

Penyakit umat dan obatnya
Bagi siapa yang memperhatikan penyakit umat Islam, akan melihat bahwa penyakit utamanya adalah terlalu cenderung dengan kehidupan duniawi, dan merasa tentram dengannya, puas dengan kondisi yang rusak, boros dan berlebihan dalam hidup, tidak merasa khawatir dengan kondisi yang merusak, tidak terganggu terhadap penyimpangan, dan tidak merasa cemas dengan kezhaliman  yang merajalela, tidak tertarik pada isu-isu lain kecuali makanan dan pakaian saja .. adapun solusi yang manjur  dan obat mujarab untuk penyakit-penyakit tersebut, tidak lain kecuali dengan memberikan pengaruh pada Al-Quran dan sirah Nabi saw jika ada pada mereka jalan menuju hati; karena keduanya senantiasa berbicara tentang terjadinya konflik antara Iman dan kemunafikan, keyakinan dan keraguan, antara manfaat langsung dan manfaat akhirat, dan antara kesenangan tubuh dan ketentraman hati, antara yang hak dan yang batil, antara kezhaliman dan keadilan.
Konflik ini terjadi disetiap nabi pada zamannya, dan tidaklah dunia ini  berputar kecuali dengannya, dan pada saat itulah berhembus sentuhan-sentuhan abad pertama, lahir Islam di dunia yang baru, tidak menyerupai apa pun di dunia sebelumnya.
Pengaruh yang baik dan penuh ini tidak dapat dicapai secara kongkret kecuali jika umat Islam mau mentadabburkan makna-makna yang terkandung dalam Al Qur’an dan berdiri di atas ketentuan dan hukum-hukumnya, dan mensikapi pengaruh nabi-nabi mereka dalam berakhlak dengan Al-Qur’an, berpengaruh dalam jiwa dan kehidupan mereka, karena itu hendaklah umat Islam menyadari bahwa pengaruh Al-Qur’an dalam tubuh orang-orang beriman dengan nilai-nilainya bukan dengan keindahan lagunya belaka, dan dengan orang yang membacanya dari orang-orang yang mengamalkan dengannya, bukan hanya dengan melodi, dan sungguh orang beriman dengan Al-Qur’an akan mampu mengguncang bumi pada saat nilai-nilai Al-Qur’an mengguncang jiwa mereka, akan mampu membuka dunia pada saat mampu membuka akal dengannya, menguasai dunia pada saat mereka mampu menguasai nilai-nilainya pada akhlak dan jiwa mereka, dan dengan itulah sejarah kembali seperti pada masa awal, dan nabi saw menyerupakan orang beriman yang tidak membaca Al-Qur’an seperti buah kurma yang tidak memiliki wangi sementara buah utrujah untuk orang yang beriman yang membaca Al-Qur’an memiliki wangi yang dapat memberikan pengaruh terhadap orang yang ada disekitarnya dengan wanginya dan wangi dari tingkah lakunya yang baik.
Bahwa menghidupkan nilai-nilai Al-Qur’an dalam jiwa, dan mengubahnya menjadi kenyataan hidup yang terus bergerak, dan mendorong generasi akan datang dari para pemuda di dunia Islam untuk terus bersaing dalam menghafal Al-Quran dalam dada mereka, lalu memunculkan pengaruhnya dalam raga, akhlak dan segala urusan kehidupan mereka, akan menjadi kabar gembira menuju masa depan yang lebih cerah dan masa depan yang menjanjikan, karena barangsiapa yang tumbuh pada masa kecilnya dengan menghafal menghafal Al-Qur’an maka Allah akan melindunginya, dan membuatnya menjadi baik, dan menjadi sumber kebahagiaan pada orang-orang di sekelilingnya, dan kemudian akan memberikan kenikmatan kepada semua orang dalam bentuk keamanan dan keselamatan.
Kami menyeru dengan apa yang telah dilakukan oleh Imam Al-Banna pada puluhan dekade yang lalu, dan seruan tersebut masih terus terngiang di seluruh dunia hingga sekarang:

يا قومنا: إننا نناديكم والقرآن في يميننا والسنة في شمالنا، وعمل السلف الصالحين من أبناء هذه الأمة قدوتنا، وندعوكم إلى الإسلام وتعاليم الإسلام وأحكام الإسلام، فإن كان هذا من السياسة عندكم فهذه سياستنا، وإن كان مَن يدعوكم إلى هذه المبادئ سياسيًّا فنحن أعرق الناس- والحمد لله- في السياسة، وإن شئتم أن تسموا ذلك سياسةً، فقولوا ما شئتم، فلن تضرنا الأسماء متى وضحت المسميات وانكشفت الغايات
“Wahai kaum kami: Kami serukan kepada kalian bahwa Al-Quran ada ditangan kanan kita dan Sunnah ada di tangan kiri kita, tingkah laku para salaf shalih dari umat ini adalah teladan kita, kami serukan kepada kalian kepada Islam, ajaran Islam dan hukum Islam, jika ini merupakan siyasah (politik) menurut kalian maka inilah siyasas kami, dan jika orang yang mengajak kalian kepada nilai dan prinsip ini adalah seorang siyasi (politikus) maka kami –alhamdulillah- sangat faham tentang siyasah, jika kalian ingin mendapatkan kemuliaan maka itulah siyasah, maka katakanlah sekehendak kalian, karena itu tidak akan mampu membahayakan kami ketika telah jelas intinya dan tampak tujuan-tujuannya.

Imam Al-Banna berkata:

لقد قام هذا الدين بجهاد أسلافكم على دعائم قوية من الإيمان بالله، والزهادة في متعة الحياة الفانية وإيثار دار الخلود، والتضحية بالدم والروح والمال في سبيل مناصرة الحق، وحب الموت في سبيل الله والسير في ذلك كله على هدى القرآن الكريم
“Sungguh agama ini telah tegak dengan jihad para pendahulu kalian dengan topangan dan dukungan kuat dari iman kepada Allah, dan para ahli zuhud terhadap kenikmatan dunia yang fana dan terpengaruh terhadap kehidupan yang kekal di akhirat, pengorbanan dengan darah dan jiwa serta harta di jalan menuju pembelaan terhadap kebenaran dan cinta kematian di jalan Allah dan semua itu berjalan sesuai dengan hidayah Al-Qur’an Al-Karim."

Marilah menuju sandaran yang kuat terhadap landaran kebangkitan kalian, perbaikilah jiwa-jiwa kalian dan fokuslah terhadap dakwah kalian dan pimpinlah umat pada kebaikan dan kebenaran

وَاللهُ مَعَكُمْ وَلَنْ يَتِرَكُمْ أَعْمَالَكُمْ
“Allah bersama kalian dan tidak akan menyia-nyikan amal kalian”. (Muhammad:35)

Kami wahai umat –bukan berarti berbangga dan sombong- senantiasa bersama para sahabat Rasulullah saw dan pembawa bendera setelahnya, mengangkat bendera sebagaimana mereka mengangkatnya dengan penuh kebanggaan,  menyebarkan sunnahnya sebagaimana mereka menyebarkannya, menghafal dan memelihara Al-Qur’an sebagaimana mereka menghafal dan memeliharanya, dan pembawa kabar gembira dengan dakwahnya sebagaimana mereka melakukannya, dan rahmat Allah niscaya akan tercurah bagi seluruh alam.

وَلَتَعْلَمُنَّ نَبَأَهُ بَعْدَ حِينٍ
“Dan Sesungguhnya kamu akan mengetahui (kebenaran) berita Al Quran setelah beberapa waktu lagi”. (Shad:88)

Thursday 28 April 2011

Hubungi Kami

FB: http://www.facebook.com/home.php?sk=group_161913477201514
Website Sekolah: http://alazhar.edu.my/

untuk pertanyaan lanjut,

Ustaz Hassan Al-Aidrous; +60123284599
Ustaz H. Sayuti Ramli; +60194460044
email perhubungan; walkingquran@gmail.com

Visi dan Misi

VISI
Menjadi sebuah institusi pendidikan yang terunggul di negeri Kedah dengan imej dan pengisian sekolah mithali (Primier) menjelang 2012.


MISI
Menjana generasi soleh wa musleh berteraskan kecemerlangan ilmu, iman dan amal melalui sistem pendidikan bersepadu.

Falsafah dan Matlamat


FALSAFAH
Berpegang kepada falsafah untuk menyediakan:

"Proses pendidikan yang berteraskan tauhid bagi membina dan melahirkan insan rabbani, berilmu, beriman dan berakhlak mulia serta berkemampuan membentuk kehidupan diri, masyarakat, negara dan dunia sebagaimana dituntut oleh Al-Quran dan As-Sunnah melalui sistem pendidikan yang seimbang, bersepadu, menyeluruh dan berterusan."

Oleh itu MATLAMAT penubuhan sekolah ialah untuk:
  •  Menyediakan suasana pengajaran dan pembelajaran berpandukan kurikulum Islam bersepadu;
  • Menggabung ilmu 'aqli dan naqli di dalam satu kurikulum yang tidak berpisah;
  • Memupuk dan membimbing ke arah pertumbuhan peribadi yang seimbang;
  • Mewujudkan generasi yang memiliki akhlak yang mulia dan meletakkan Islam sebagai cara hidup;
  • Membina dan memupuk semangat cintakan ilmu;
  • Menyediakan satu suasana penghayatan Islam.

Sejarah Tahfiz Al-Azhar

Tahfiz Al-Azhar mula beroperasi pada tahun 2009. Idea asal penubuhannya telah lama dikemuka Al-Fadhil, Mudir Sekolah Menengah dan Rendah Al-Azhar, Tuan Haji, Ustaz Sayuti bin Ramli untuk diadakan program menghafal Al-Quran di Pusat Pendidikan IKRAM Al-Azhar. Pelajar perintis adalah seramai 9 orang (terdiri daripada lapan pelajar lelaki dan seorang pelajar perempuan).
Tahfiz Al-Azhar Generasi Ke-2


Tenaga Pengajar Tahfiz Al-Azhar.
  1. Ustaz Hassan Al-Aidrous
  2. Ustaz Habil bin Ishak
  3. Muallimah Maznah binti Harun
  4. Ustaz Ghazali bin Parman
  5. Ustza Mouhsin

Tuesday 26 April 2011

P1 Selesai..

Bismillah..
Alhamdulillah, proses pembikinan Blog siap!!..
Nantikan post seterusnya.. dari Huffaz Azharian..